Makalah Padang Mahsyar
Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan mengatakan: “Allah Azza wa Jalla
akan mengumpulkan seluruh manusia setelah mereka bangkit dari kuburnya. Mereka
berjalan menuju mahsyar, sebuah tempat di mana Allah Azza wa Jalla akan kumpulkan makhluk yang
pertama hingga yang terakhir. Mahsyar adalah sebuah tempat yang rata. Tidak ada
tempat yang tinggi, tidak pula ada gunung maupun bukit. Tempat yang rata, semua
makhluk akan berkumpul di sana.” (Syarh Lum’atul I’tiqad, hal. 201)
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits Sahl bin Sa’d radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
عَلَى أَرْضٍ بَيْضَاءَ عَفْرَاءَ كَقُرْصَةِ نَقِيٍّ. قَالَ سَهْلٌ أَوْ
غَيْرُهُ: لَيْسَ فِيهَا مَعْلَمٌ لِأَحَدٍ
“Umat manusia akan digiring pada hari kiamat ke
(mahsyar). Sebuah medan yang luas. Tanahnya berwarna putih seperti bundaran
roti yang bersih.” Sahl z dan selainnya berkata: “Tidak ada di sana tanda
(tempat keberadaan) bagi seorangpun.” (HR. Al-Bukhari no. 6521 dan
Muslim no. 790)
Sembari antum membaca artikel tentang DAHSYATNYA PADANG MAHSYAR mari kita dengarkan kajian bersama Ustadz Maududi Abdullah Lc dengan mengklik "play" atau mendownloadNYA langsung.
Dialog Padang Mahsyar
Ketahuilah, Al-quraanul kariim yg telah Allah Subhaanahu wa Ta’alaa turunkan kepada kita telah menerangkan segala sesuatu. Sebagaimana dalam firman-Nya
Sembari antum membaca artikel tentang DAHSYATNYA PADANG MAHSYAR mari kita dengarkan kajian bersama Ustadz Maududi Abdullah Lc dengan mengklik "play" atau mendownloadNYA langsung.
Dialog Padang Mahsyar
Ketahuilah, Al-quraanul kariim yg telah Allah Subhaanahu wa Ta’alaa turunkan kepada kita telah menerangkan segala sesuatu. Sebagaimana dalam firman-Nya
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ
الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى
لِلْمُسْلِمِينَ
“Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran)
untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira
bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-Nahl 89)
Maka dari itulah, Al Quran harus kita yakini dan kita pelajari karena Al Quran menerangkan segala sesuatu yang kita butuhkan untuk dunia dan akhirat kita. Al Quran juga telah menerangkan tentang apa yang akan terjadi di yaumul mahsyar kelak. Itu semua bertujuan supaya kita bisa mempersiapkan diri, karena semua kita tanpa terkecuali akan berada di yaumul mahsyar. Saya, anda dan kita semua akan berdiri di padang mahsyar dan tidak ada yang bisa mengelak akan hal itu.
Sadarilah.. Setiap individu dari kita, hidup di dunia hanya sampai pada waktu yg telah di tentukan.
Maka dari itulah, Al Quran harus kita yakini dan kita pelajari karena Al Quran menerangkan segala sesuatu yang kita butuhkan untuk dunia dan akhirat kita. Al Quran juga telah menerangkan tentang apa yang akan terjadi di yaumul mahsyar kelak. Itu semua bertujuan supaya kita bisa mempersiapkan diri, karena semua kita tanpa terkecuali akan berada di yaumul mahsyar. Saya, anda dan kita semua akan berdiri di padang mahsyar dan tidak ada yang bisa mengelak akan hal itu.
Sadarilah.. Setiap individu dari kita, hidup di dunia hanya sampai pada waktu yg telah di tentukan.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ
الْمَوْتِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.”
(QS. Ali Imran 185)
Kita semua sedang bergerak dan berjalan kepada titik yang telah ditentukan oleh Allah yang disebut dengan kematian. Dan setelah wafat, kita akan masuk ke alam barzakh, yakni sebuah alam yang Allah takdirkan sebagai tempat roh-roh dan jasad yang telah wafat menjelang datangnya hari kiamat. Dari nabi Adam ‘alayhis salaam hingga manusia-manusia yang hidup menjelang hari kiamat.
Dan setelah tiba masanya, dunia pun akan berakhir sebagaimana yang Allah Subhaanahu wa Ta’alaa terangkan di dalam Al Quran. Dimana dunia ini akan hancur. Langit yang kokoh berdiri akan jatuh ke bumi. Bintang-bintang bertabrakan. Air laut akan tumpah ke darat. Dan semua kehidupan pun akan berakhir.
Setelah hari kiamat terjadi dengan ditiupnya sangkakala oleh malaikat Israfil, maka habislah kehidupan dunia, dan kemudian disusul dengan tiupan yg kedua, dimana semua manusia dari nabi Adam ‘alayhis salaam sampai manusia yang paling akhir meninggal di permukaan bumi ini akan dibangkitkan lagi oleh Allah Subhaanahu wa Ta’alaa untuk dimintai pertanggungjawaban atas seluruh perbuatan yang pernah dilakukan diatas permukaan bumi ini.
Kita semua sedang bergerak dan berjalan kepada titik yang telah ditentukan oleh Allah yang disebut dengan kematian. Dan setelah wafat, kita akan masuk ke alam barzakh, yakni sebuah alam yang Allah takdirkan sebagai tempat roh-roh dan jasad yang telah wafat menjelang datangnya hari kiamat. Dari nabi Adam ‘alayhis salaam hingga manusia-manusia yang hidup menjelang hari kiamat.
Dan setelah tiba masanya, dunia pun akan berakhir sebagaimana yang Allah Subhaanahu wa Ta’alaa terangkan di dalam Al Quran. Dimana dunia ini akan hancur. Langit yang kokoh berdiri akan jatuh ke bumi. Bintang-bintang bertabrakan. Air laut akan tumpah ke darat. Dan semua kehidupan pun akan berakhir.
Setelah hari kiamat terjadi dengan ditiupnya sangkakala oleh malaikat Israfil, maka habislah kehidupan dunia, dan kemudian disusul dengan tiupan yg kedua, dimana semua manusia dari nabi Adam ‘alayhis salaam sampai manusia yang paling akhir meninggal di permukaan bumi ini akan dibangkitkan lagi oleh Allah Subhaanahu wa Ta’alaa untuk dimintai pertanggungjawaban atas seluruh perbuatan yang pernah dilakukan diatas permukaan bumi ini.
فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ
نَفْخَةٌ وَاحِدَةٌ (١٣)وَحُمِلَتِ الأرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً
وَاحِدَةً (١٤)فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ (١٥)
“Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup (1)
. Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali
bentur. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat”. (QS. Al-Haaqqah
13-15)
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ
مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ
فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ (٦٨)
“Dan ditiuplah sangkakala, Maka matilah siapa
yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. kemudian
ditiup sangkakala itu sekali lagi Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu
(putusannya masing-masing)”. (QS. Az-zumar 68)
Dibangkitkannya manusia dari alam kubur
Dan pada hari itulah ketika manusia bangkit dari kubur, manusia pun terheran-heran, terutama bagi manusia-manusia yang tidak percaya dengan adanya hari berbangkit. Mereka membantah nabi Muhammad Shallallaahu ‘alayhi wasallam dan mereka juga menertawakan orang-orang yang beriman ketika orang-orang yang beriman mengikuti nabi yang mereka cintai MuhammadShallallaahu ‘alayhi wa sallam dengan menyatakan,
Dibangkitkannya manusia dari alam kubur
Dan pada hari itulah ketika manusia bangkit dari kubur, manusia pun terheran-heran, terutama bagi manusia-manusia yang tidak percaya dengan adanya hari berbangkit. Mereka membantah nabi Muhammad Shallallaahu ‘alayhi wasallam dan mereka juga menertawakan orang-orang yang beriman ketika orang-orang yang beriman mengikuti nabi yang mereka cintai MuhammadShallallaahu ‘alayhi wa sallam dengan menyatakan,
وَضَرَبَ لَنَا مَثَلا وَنَسِيَ
خَلْقَهُ قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ (٧٨)قُلْ يُحْيِيهَا
الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ (٧٩)
“Dan ia membuat perumpamaan bagi kami; dan Dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?” Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. dan Dia Maha mengetahui tentang segala makhluk”. (QS. Yaasiin 78-79)
Merekalah manusia-manusia yang percaya akan adanya hari kiamat hanya dibibir saja. Maka, ketika bertemu dengan hari kiamat, mereka pun terkejut dan saling bertanya-tanya diantara mereka.
قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ
بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ
(٥٢)
“Mereka berkata: “Aduhai celakalah kami!
siapakah yang membangkitkan Kami dari tempat-tidur Kami (kubur)?”. Inilah yang
dijanjikan (Tuhan) yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya)”.
(QS. Yaasiin 52)
Dan terlebih lagi bagi orang-orang kafir. Mereka sangat ketakutan pada hari dimana manusia dibangkitkan dari alam kubur.
Dan terlebih lagi bagi orang-orang kafir. Mereka sangat ketakutan pada hari dimana manusia dibangkitkan dari alam kubur.
مُهْطِعِينَ إِلَى الدَّاعِ
يَقُولُ الْكَافِرُونَ هَذَا يَوْمٌ عَسِرٌ (٨)
“Mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu.
orang-orang kafir berkata: “Ini adalah hari yang berat.” (QS.
Al-Qamar 8)
فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ
(٨)فَذَلِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ (٩)عَلَى الْكَافِرِينَ غَيْرُ يَسِيرٍ
(١٠)
“Apabila ditiup sangkakala, Maka waktu itu
adalah waktu (datangnya) hari yang sulit, Bagi orang-orang kafir lagi tidak
mudah”. (QS. Al-Muddatstsir 8-10)
Kenapa berat? Jelas sekali karena mereka tidak mempunyai persiapan. Dan selama di dunia, mereka pun tidak percaya dengan adanya hari berbangkit. Mereka tidak percaya dengan adanya hari perhisaban, yang mana yang baik akan di balas baik dan yang buruk akan dibalas buruk.
Kenapa berat? Jelas sekali karena mereka tidak mempunyai persiapan. Dan selama di dunia, mereka pun tidak percaya dengan adanya hari berbangkit. Mereka tidak percaya dengan adanya hari perhisaban, yang mana yang baik akan di balas baik dan yang buruk akan dibalas buruk.
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ
ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (٨)
“Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan
sebesar dzarrah pun, niscaya Dia akan melihat (balasan) nya pula”.
(QS Al-zalzalah 8)
Dan ketika manusia tidak percaya dengan hari berbangkit atau percayanya hanya di lisan saja, maka mayoritas perbuatan buruk pun akan dilakukan daripada perbuatan-perbuatan baik.
Dekatnya jarak matahari dengan kita pada hari kiamat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2864)
Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Jarak satu mil ini, baik satu mil yang biasa atau mil alat celak, semuanya dekat. Apabila sedemikian rupa panasnya matahari di dunia, padahal jarak antara kita dengannya sangat jauh, maka bagaimana jika matahari tersebut berada satu mil di atas kepala kita?!” (Syarah al-’Aqidah al-Wasithiyyah, 2/134).
Namun amat disayangkan, banyak sekali diantara kita kaum muslimin dan muslimat yang lupa bahkan cenderung tidak perduli akan datangnya hari yang berat ini. Yaah.. kita tidak perduli. Bahkan diantara kita tidak punya persiapan untuk hari setelah berakhirnya kehidupan dunia ini.
Berapa lamakah manusia tinggal di dunia ini?
Di yaumul mahsyar manusia pun saling bertanya-tanya diantara sesama mereka berapa tahun sebenarnya kita tinggal di dunia ini?
Dan ketika manusia tidak percaya dengan hari berbangkit atau percayanya hanya di lisan saja, maka mayoritas perbuatan buruk pun akan dilakukan daripada perbuatan-perbuatan baik.
Dekatnya jarak matahari dengan kita pada hari kiamat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2864)
Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Jarak satu mil ini, baik satu mil yang biasa atau mil alat celak, semuanya dekat. Apabila sedemikian rupa panasnya matahari di dunia, padahal jarak antara kita dengannya sangat jauh, maka bagaimana jika matahari tersebut berada satu mil di atas kepala kita?!” (Syarah al-’Aqidah al-Wasithiyyah, 2/134).
Namun amat disayangkan, banyak sekali diantara kita kaum muslimin dan muslimat yang lupa bahkan cenderung tidak perduli akan datangnya hari yang berat ini. Yaah.. kita tidak perduli. Bahkan diantara kita tidak punya persiapan untuk hari setelah berakhirnya kehidupan dunia ini.
Berapa lamakah manusia tinggal di dunia ini?
Di yaumul mahsyar manusia pun saling bertanya-tanya diantara sesama mereka berapa tahun sebenarnya kita tinggal di dunia ini?
قَالَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِي
الأرْضِ عَدَدَ سِنِينَ (١١٢)قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ
فَاسْأَلِ الْعَادِّينَ (١١٣)قَالَ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلا قَلِيلا لَوْ أَنَّكُمْ
كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (١١٤)
“Allah bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?” Mereka menjawab: “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.” Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui.”(2) (Qs. Al-Mu’minuun 112-114)
Begitu pula diterangkan oleh Allah Subhaanahu wa Ta’alaa pada surah As-Sajdah dan An-Naazi’at,
يُدَبِّرُ الأمْرَ مِنَ
السَّمَاءِ إِلَى الأرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ
أَلْفَ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ (٥)
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.”(3) (QS. As-Sajadah 5)
كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا
لَمْ يَلْبَثُوا إِلا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا (٤٦)
“Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.”(4) (QS. An-naazi’at 46)
Saudaraku muslim dan muslimah..
Kalau kita menyadari bahwasanya tinggal didunia hanya untuk waktu sore atau pagi saja jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat, akankah kita menggunakan waktu yang singkat ini hanya untuk mendapatkan kebahagiaan atau kenikmatan dunia yang hanya sesaat saja? Atau kita akan menggunakan waktu tersebut untuk mendapatkan kebahagiaan yang abadi? Kita harus berpikir berulang-ulang kalau waktu yang singkat ini hanya untuk memikirkan kehidupan yang sangat sebentar tersebut dan melupakan kehidupan yang abadi. Kalau demikian, berarti kita sedang menuju kepada murka Allah yang maha dahsyat.
Catatan amal dan perbuatan akan dikeluarkan
Dan ketika hari hisab telah datang, maka dipertontonkanlah kepada manusia seluruh perjalanan kehidupannya di muka bumi ini. Lengkap dengan seluruh catatan-catatan amalnya.
وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى
الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ
هَذَا الْكِتَابِ لا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلا كَبِيرَةً إِلا أَحْصَاهَا
وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا (٤٩)
“Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Rabmu tidak menganiaya seorang juapun”. (Qs. Al-Kahfi 49)
Sadarilah, bahwasanya malaikat tidak sedikitpun meninggalkan pekerjaan mereka, melainkan seluruh perbuatan dan perkataan kita dicatat oleh mereka.
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلا
لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (١٨)
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya
melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”. (Qs.
Qaaf 18)
Orang-orang yang menghiasi kehidupannya dengan kemaksiatan, kekufuran, penyelisihan terhadap syari’at yang dibawa nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam, akan takut melihat apa yang ada di dalam catatan amal mereka. Allah Subhaanahu wa Ta’alaa menerangkan dalam ayatnya,
Orang-orang yang menghiasi kehidupannya dengan kemaksiatan, kekufuran, penyelisihan terhadap syari’at yang dibawa nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam, akan takut melihat apa yang ada di dalam catatan amal mereka. Allah Subhaanahu wa Ta’alaa menerangkan dalam ayatnya,
فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُورًا (١١)
“Maka Dia akan berteriak: “Celakalah aku”. (Qs. Al-Insyiqaaq 11)
Saudaraku muslim dan muslimah..
Apa yang telah dijelaskan diatas tadi bukanlah sekedar cerita kosong belaka. Akan tetapi semua itu sebagai nasehat kepada kita agar jangan sampai kita termasuk ke dalam golongan yang mengucapkan kalimat “Celakalah aku” pada saat di padang mahsyar.
Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memperlihatkan neraka jahannam di yaumul mahsyar
Dan tahukah engkau duhai saudariku.. Allah Subhaanahu wa Ta’alaa akan datangkan dan perlihatkan surga dan neraka di yaumul mahsyar sehingga akan ciutlah nyali yang melihatnya.
وَجِيءَ يَوْمَئِذٍ بِجَهَنَّمَ
يَوْمَئِذٍ يَتَذَكَّرُ الإنْسَانُ وَأَنَّى لَهُ الذِّكْرَى (٢٣)
“Dan pada hari itu diperlihatkan neraka
Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi
mengingat itu baginya.” (QS Al-Fajr : 23)
Berkata Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam dari Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu, “Didatangkan neraka di hari itu, dalam keadaan ia memiliki 70.000 tali kekang, setiap tali kekang diseret 70.000 malaikat.” (HR. Muslim dan At-Tirmidzi)
Maka, apabila tali kekangan dilepaskan oleh malaikat, neraka akan menghancurkan apa yang ada di padang mahsyar. Berarti, ada 4,9 milyar malaikat Allah yg bertugas memegang neraka jahannam supaya tidak menghancurkan apa yang ada di sekitarnya. SubhaanAllaah.. Pemandangan yang sangat dahsyat. Ditambah lagi saat kita mengingat dosa, kesalahan dan ketidakpatuhan kita kepada Allah dan RasulNya, penentangan demi penentangan, pelanggaran demi pelanggaran terhadap syari’at membuat nyali kita ciut dan bertanya-tanya akankah kita selamat dari neraka ini ataukah tidak?
Pada saat itu, manusia akan ditanya oleh Allah Subhaanahu wa Ta’alaa
Berkata Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam dari Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu, “Didatangkan neraka di hari itu, dalam keadaan ia memiliki 70.000 tali kekang, setiap tali kekang diseret 70.000 malaikat.” (HR. Muslim dan At-Tirmidzi)
Maka, apabila tali kekangan dilepaskan oleh malaikat, neraka akan menghancurkan apa yang ada di padang mahsyar. Berarti, ada 4,9 milyar malaikat Allah yg bertugas memegang neraka jahannam supaya tidak menghancurkan apa yang ada di sekitarnya. SubhaanAllaah.. Pemandangan yang sangat dahsyat. Ditambah lagi saat kita mengingat dosa, kesalahan dan ketidakpatuhan kita kepada Allah dan RasulNya, penentangan demi penentangan, pelanggaran demi pelanggaran terhadap syari’at membuat nyali kita ciut dan bertanya-tanya akankah kita selamat dari neraka ini ataukah tidak?
Pada saat itu, manusia akan ditanya oleh Allah Subhaanahu wa Ta’alaa
وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ
مَاذَا أَجَبْتُمُ الْمُرْسَلِينَ (٦٥)فَعَمِيَتْ عَلَيْهِمُ الأنْبَاءُ
يَوْمَئِذٍ فَهُمْ لا يَتَسَاءَلُونَ (٦٦)
“Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru
mereka, seraya berkata: “Apakah jawabanmu kepada para rasul?. Maka gelaplah
bagi mereka segala macam alasan pada hari itu, karena itu mereka tidak saling
tanya menanya.” (Qs. Al-Qashash 65-66)
Didatangkan para Malaikat dan Rasul
Begitu pula didatangkan para malaikat dan para Rasul untuk di tanyakan apakah mereka mendakwahkan kepada kekufuran sebagaimana yang diterangkan pada Qs. Al-Maidah dan Qs. As-Saba’
Didatangkan para Malaikat dan Rasul
Begitu pula didatangkan para malaikat dan para Rasul untuk di tanyakan apakah mereka mendakwahkan kepada kekufuran sebagaimana yang diterangkan pada Qs. Al-Maidah dan Qs. As-Saba’
وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى
ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ
دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي
بِحَقٍّ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلا
أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلامُ الْغُيُوبِ (١١٦)مَا قُلْتُ
لَهُمْ إِلا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ
وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ
أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (١١٧)
“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, Adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah?”. Isa menjawab: “Maha suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha mengetahui perkara-perkara yang ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya Yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu.” (Qs. Al-Maidah 116-117)
Dan pada QS. As-Saba’
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا
ثُمَّ يَقُولُ لِلْمَلائِكَةِ أَهَؤُلاءِ إِيَّاكُمْ كَانُوا يَعْبُدُونَ
(٤٠)قَالُوا سُبْحَانَكَ أَنْتَ وَلِيُّنَا مِنْ دُونِهِمْ بَلْ كَانُوا
يَعْبُدُونَ الْجِنَّ أَكْثَرُهُمْ بِهِمْ مُؤْمِنُونَ (٤١)
“Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada Malaikat: “Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu? Malaikat-malaikat itu menjawab: “Maha suci Engkau. Engkaulah pelindung Kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin(5); kebanyakan mereka beriman kepada jin itu”. (Qs. As-Saba’ 40-41)
Dialog yang terjadi antara orang-orang yang menyesatkan dan disesatkan pada hari kiamat nanti, khususnya di Padang Mahsyar
Saudaraku muslim dan muslimah..
Adapun dialog yang terjadi di padang mahsyar yang dahsyat adalah antara orang-orang yang menyesatkan dan disesatkan. Dan dialog inilah yang banyak kita temukan didalam Al-Quran dimana orang yang disesatkan minta pertanggungjawaban kepada orang-orang yang menyesatkan di permukaan bumi.
إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ
اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ
الأسْبَابُ (١٦٦)
“(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu
berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan
(ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali.” (Qs.
Al-Baqarah 166)
وَإِذَا رَأَى الَّذِينَ
أَشْرَكُوا شُرَكَاءَهُمْ قَالُوا رَبَّنَا هَؤُلاءِ شُرَكَاؤُنَا الَّذِينَ
كُنَّا نَدْعُوا مِنْ دُونِكَ فَأَلْقَوْا إِلَيْهِمُ الْقَوْلَ إِنَّكُمْ
لَكَاذِبُونَ (٨٦)
“Dan apabila orang-orang yang mempersekutukan
(Allah) melihat sekutu-sekutu mereka (6), mereka berkata: “Ya Tuhan kami
mereka inilah sekutu-sekutu kami yang dahulu kami sembah selain dari Engkau”.
Lalu sekutu-sekutu mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya kamu
benar-benar orang-orang yang dusta”. (QS. An-nahl 86)
وَبَرَزُوا لِلَّهِ جَمِيعًا
فَقَالَ الضُّعَفَاءُ لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا
فَهَلْ أَنْتُمْ مُغْنُونَ عَنَّا مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ قَالُوا لَوْ
هَدَانَا اللَّهُ لَهَدَيْنَاكُمْ سَوَاءٌ عَلَيْنَا أَجَزِعْنَا أَمْ صَبَرْنَا
مَا لَنَا مِنْ مَحِيصٍ (٢١)
“Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong: “Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu maka dapatkah kamu menghindarkan daripada kami azab Allah (walaupun) sedikit saja? mereka menjawab: “Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. sama saja bagi kita, Apakah kita mengeluh ataukah bersabar. sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri”. (Qs. Ibrahim 21)
وَإِذْ يَتَحَاجُّونَ فِي
النَّارِ فَيَقُولُ الضُّعَفَاءُ لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُنَّا لَكُمْ
تَبَعًا فَهَلْ أَنْتُمْ مُغْنُونَ عَنَّا نَصِيبًا مِنَ النَّارِ (٤٧)قَالَ
الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُلٌّ فِيهَا إِنَّ اللَّهَ قَدْ حَكَمَ بَيْنَ الْعِبَادِ
(٤٨)
“Dan (ingatlah), ketika mereka berbantah-bantah dalam neraka maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: “Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebahagian azab api neraka?” Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab: “Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka karena sSesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba-(Nya)”. (Qs. Al-Ghafir 47-48)
وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا
لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا
كَذَلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ وَمَا هُمْ
بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ (١٦٧)
“Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti:
“Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari
mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.”Demikianlah Allah
memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan
sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka.” (Qs.
Al-Baqarah 167)
Dan orang-orang yang sesat pun tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak bisa meminta pertanggungjawaban dari orang-orang yang menyesatkan. Mereka pun hanya bisa meminta kepada Allah untuk menyiksa orang-orang yang menyesatkan dengan siksaan yang berlipat.
Dan orang-orang yang sesat pun tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak bisa meminta pertanggungjawaban dari orang-orang yang menyesatkan. Mereka pun hanya bisa meminta kepada Allah untuk menyiksa orang-orang yang menyesatkan dengan siksaan yang berlipat.
رَبَّنَا هَؤُلاءِ أَضَلُّونَا
فَآتِهِمْ عَذَابًا ضِعْفًا مِنَ النَّارِ قَالَ لِكُلٍّ ضِعْفٌ وَلَكِنْ لا
تَعْلَمُونَ (٣٨)
“Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka”. Allah berfirman: “Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, akan tetapi kamu tidak mengetahui”. (Qs. Al-A’raf 38)
Begitu pula dalam firmanNya
رَبَّنَا آتِهِمْ ضِعْفَيْنِ
مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا (٦٨)
“ Ya Tuhan Kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan
kutuklah mereka dengan kutukan yang besar”. (Qs. Al-Ahzab 68)
قَالُوا رَبَّنَا مَنْ قَدَّمَ
لَنَا هَذَا فَزِدْهُ عَذَابًا ضِعْفًا فِي النَّارِ (٦١)
“Mereka berkata (lagi): “Ya Tuhan kami; barang siapa yang menjerumuskan kami ke dalam azab ini maka tambahkanlah azab kepadanya dengan berlipat ganda di dalam neraka”. (Qs. Shaad 61)
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا
رَبَّنَا أَرِنَا الَّذَيْنِ أَضَلانَا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ نَجْعَلْهُمَا
تَحْتَ أَقْدَامِنَا لِيَكُونَا مِنَ الأسْفَلِينَ (٢٩)
“Dan orang-orang kafir berkata: “Ya Rabb kami perlihatkanlah kepada kami dua jenis orang yang telah menyesatkan kami (yaitu) sebagian dari jinn dan manusia agar kami letakkan keduanya di bawah telapak kaki kami supaya kedua jenis itu menjadi orang-orang yang hina”. (Qs. Fushilat 29)
Dan berkata setan di yaumul mahsyar kepada orang-orang yang meminta pertanggung jawabannya akibat dia telah menyesatkan orang-orang tersebut.
وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا
قُضِيَ الأمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ
فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِي عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلا أَنْ
دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ مَا
أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا
أَشْرَكْتُمُونِي مِنْ قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (٢٢)
“Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.” (Qs. Ibrahim 22)
Subhanallah.. Jelas sekali bahwasanya setan merupakan musuh kita yang nyata. Mari kita renungkan diri kita sebelum semuanya terlambat. Didalam Al-Quran pun telah banyak peringatan agar kita tidak mengikuti setan karena hanya akan membawa kita kepada murka Allah Subhaanahu wa Ta’alaa. Allah dan RasulNya pun telah menerangkan kepada kita jalan kebenaran dan jalan kesesatan, dan kita pun sungguh telah diberikan kekuatan oleh Allah untuk berjalan di atas jalan kebenaran sebagaimana kita telah diberikan kekuatan untuk mengarungi jalan kesesatan. Dan jalan-jalan itu adalah pilihan kita apakah kita mengikuti jalan kebenaran atau kita mengikuti jalannya setan.
Teman yang buruk merupakan salah satu jalan setan menyesatkan kita
Teman yang buruk adalah salah satu jalan setandalam menyesatkan kita. Bermula dari ajakan setan melalui teman-teman yang tidak baik, sahabat-sahabat yang tidak baik, tetangga yang tidak baik dan semisalnya bisa mengakibatkan kita ikut dalam kesesatan setan.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Perumpamaan teman yang saleh dengan teman yang buruk bagaikan penjual minyak wangi dengan pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, maka bisa jadi dia menghadiahkan parfumnya kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu akan mendapatkan bau wangi darinya. Sedangkan pandai besi, jika apinya tidak membakar bajumu maka kamu akan mendapatkan bau yang tidak sedap darinya.” (HR. Al-Bukhari no. 5534 dan Muslim no. 2628)
Yah… Kita memang diperintahkan untuk memilih teman, karena teman memang mempunyai pengaruh kepada kehidupan kita.
Dan ketahuilah saudariku, di akhirat kelak saat setan dan orang-orang yang menyesatkan berlepas diri dari kita, maka kita pun ingin kembali ke dunia untuk berlepas diri dari mereka. Dan kita pun hanya bisa berandai-andai saja. Sekiranya saya bisa kembali ke dunia, maka saya tidak akan menjadikan kalian sebagai teman. Sebagaimana firman Allah Subhaanahu wa Ta’alaa,
يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ
أَتَّخِذْ فُلانًا خَلِيلا (٢٨)لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ
جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلإنْسَانِ خَذُولا (٢٩)
“Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan (7) itu teman akrab(ku). Sesungguhnya Dia telah menyesatkan aku dari Al-Quran ketika Al-Quran itu telah datang kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.” (Qs. Al-Furqan 28-29)
حَتَّى إِذَا جَاءَنَا قَالَ يَا
لَيْتَ بَيْنِي وَبَيْنَكَ بُعْدَ الْمَشْرِقَيْنِ فَبِئْسَ الْقَرِينُ (٣٨)
“Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada kami (di hari kiamat) Dia berkata: “Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masyrik dan maghrib, maka setan itu adalah sejahat-jahat teman (yang menyertai manusia)”. (Qs. Az-Zukhruf 38)
Sisa berapakah usia kita?
Saudaraku.. Semoga Allah selalu merahmati kita..
Ingatlah.. Dunia hanyalah kehidupan yang singkat. Umur kita paling hanya antara 60 sampai 70 tahun seperti yang telah di sabdakan nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam,
Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun. Dan sangat sedikit di antara mereka yang melewati itu.” [HR Ibnu Majah, no. 4.236; Tirmidzi, no. 3.550. Lihat Ash Shahihah, no. 757].
Kalau memang kita menyadari akan hal itu, kira-kira tinggal berapakah sisa umur kita dimuka bumi ini yang bisa kita gunakan untuk kebaikan? Kita perlu perhitungan dengan matang karena diakhirat nanti semua akan berlepas diri.
يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ
أَخِيهِ (٣٤)وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ (٣٥)وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ (٣٦)لِكُلِّ امْرِئٍ
مِنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ (٣٧)
“Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (Qs. ‘Abasa 34-37)
Penyesalan di akhirat tidak ada artinya
Ketahuilah saudaraku.. Di padang mahsyar, orang-orang kafir dan orang-orang yang banyak berbuat maksiat ingin kembali ke dunia untuk bertaubat. Mereka ingin kembali ke dunia untuk menjadi orang-orang yang patuh kepada Allah dan RasulNya shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
وَأَنْذِرِ النَّاسَ يَوْمَ
يَأْتِيهِمُ الْعَذَابُ فَيَقُولُ الَّذِينَ ظَلَمُوا رَبَّنَا أَخِّرْنَا إِلَى
أَجَلٍ قَرِيبٍ نُجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَ
“Dan berikanlah peringatan kepada manusia
terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, Maka berkatalah
orang-orang yang zalim: “Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah
kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi
seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul”. (Qs. Ibrahim 44).
قَالُوا رَبَّنَا غَلَبَتْ
عَلَيْنَا شِقْوَتُنَا وَكُنَّا قَوْمًا ضَالِّينَ (١٠٦)رَبَّنَا أَخْرِجْنَا
مِنْهَا فَإِنْ عُدْنَا فَإِنَّا ظَالِمُونَ (١٠٧)قَالَ اخْسَئُوا فِيهَا وَلا
تُكَلِّمُونِ (١٠٨)
“Mereka berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat. Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), Maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim. Allah berfirman: “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.” (Qs. Al-Mu’minun 106-108)
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ
عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلا (٢٧)
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya(8), seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama rasul”. (Qs. Al-Furqan 27)
وَلَوْ تَرَى إِذِ
الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا
وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ (١٢)
“Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, Maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.” (Qs. As-Sajdah 12).
Semua ini merupakan nasihat untuk saya, anda dan kita semua. Jangan sampai di hari akhir kelak kita berangan-angan ingin jadi orang shalih di dunia. Karena semua itu tiada gunanya. Dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak memasukkan kita ke dalam golongan yang ada dalam firmanNya berikut ini,
رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا
وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ (١٢)
“Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan
mendengar, Maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal
saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.” (Qs.
As-Sajdah 12)
Kita harus menjadi orang shalih di sini, di dunia, bukan di sana. Kita harus bertekad kalau kita harus menjadi orang shalih yang patuh dan taat kepada Allah dan rasulNya selama berada di dunia, karena tidak ada manfaatnya kalau sudah berada di yaumul mahsyar.
Semua penyesalan itu tidak ada artinya. Semua permintaan itu tidak ada gunanya kalau itu terjadi di padang mahsyar. Teruslah mengingat-ingat peringatan Allah agar kita bisa memikirkan segala tindak tanduk kita di permukaan bumi ini. Kita hidup di dunia untuk patuh kepada Allah dan RasulNya. Kita hidup di dunia untuk menjalankan perintah Allah. Kita hidup di dunia untuk lari dari larangan-larangan Allah.
Karena Allah telah memberikan peringatan dan pelajaran dengan menurunkan Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu. Tapi ketika manusia tidak mau mengikutinya, tidak mau membacanya, tidak mau mentadabburinya, tidak mau patuh dan taat terhadap perintahNya, akhirnya manusia pun mengakui bahwasanya merekalah orang-orang yang ingkar di permukaan bumi.
Kita harus menjadi orang shalih di sini, di dunia, bukan di sana. Kita harus bertekad kalau kita harus menjadi orang shalih yang patuh dan taat kepada Allah dan rasulNya selama berada di dunia, karena tidak ada manfaatnya kalau sudah berada di yaumul mahsyar.
Semua penyesalan itu tidak ada artinya. Semua permintaan itu tidak ada gunanya kalau itu terjadi di padang mahsyar. Teruslah mengingat-ingat peringatan Allah agar kita bisa memikirkan segala tindak tanduk kita di permukaan bumi ini. Kita hidup di dunia untuk patuh kepada Allah dan RasulNya. Kita hidup di dunia untuk menjalankan perintah Allah. Kita hidup di dunia untuk lari dari larangan-larangan Allah.
Karena Allah telah memberikan peringatan dan pelajaran dengan menurunkan Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu. Tapi ketika manusia tidak mau mengikutinya, tidak mau membacanya, tidak mau mentadabburinya, tidak mau patuh dan taat terhadap perintahNya, akhirnya manusia pun mengakui bahwasanya merekalah orang-orang yang ingkar di permukaan bumi.
قَالُوا يَا وَيْلَنَا إِنَّا
كُنَّا ظَالِمِينَ (١٤)
“Mereka berkata: “Aduhai, celaka kami,
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim”. (Qs. Al-Anbiyaa’
14)
أَنْ تَقُولَ نَفْسٌ يَا
حَسْرَتَا عَلَى مَا فَرَّطْتُ فِي جَنْبِ اللَّهِ وَإِنْ كُنْتُ لَمِنَ
السَّاخِرِينَ (٥٦)
“Supaya jangan ada orang yang mengatakan: “Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah )” (Qs. Az-Zumar 56)
Dan berkata pula orang-orang kafir sebagaimana yang Allah kabarkan dalam surat Al-Mulk,
وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ
أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ (١٠)
“Dan mereka berkata: “Sekiranya kami
mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk
penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”. (Qs. Al-Mulk 10)
Dialog antara penduduk surga dan penduduk neraka
Penduduk surga bertanya kepada penduduk neraka seperti yang diterangkan dalam firmanNya
Dialog antara penduduk surga dan penduduk neraka
Penduduk surga bertanya kepada penduduk neraka seperti yang diterangkan dalam firmanNya
مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ
(٤٢)قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ (٤٣)وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ
(٤٤)وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ الْخَائِضِينَ (٤٥)وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ
(٤٦)حَتَّى أَتَانَا الْيَقِينُ (٤٧)
“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?” Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, Dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, Dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, Dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian”. (Qs. Al Muddatstsir 42-47)
Terpaksa mereka mengakui akan keburukan-keburukan mereka, karena memang sudah tidak ada jalan untuk berbenah dan bertaubat.
Balasan setimpal dengan amalan
Dan setelah itu masa hisab pun tiba. Dan buahnya adalah yang sesat dan melenceng akan dimasukkan ke dalam tempat yang pantas untuk mereka. Pada saat itu malaikat-malaikat pun mempersilahkan orang-orang yang sesat di permukaan bumi untuk menikmati adzab neraka. Malaikat berucap sebagaimana di terangkan dalam Al-Qur’an,
وَسِيقَ الَّذِينَ كَفَرُوا
إِلَى جَهَنَّمَ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ
لَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ
آيَاتِ رَبِّكُمْ وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا قَالُوا بَلَى
وَلَكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ الْعَذَابِ عَلَى الْكَافِرِينَ (٧١)قِيلَ ادْخُلُوا
أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا فَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ (٧٢)
“Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?” mereka menjawab: “Benar (telah datang)”. tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. Dikatakan (kepada mereka): “Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya” Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.” (Qs. Az-Zumar 71-72)
ثُمَّ قِيلَ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا
ذُوقُوا عَذَابَ الْخُلْدِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلا بِمَا كُنْتُمْ تَكْسِبُونَ (٥٢)
“Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang
zalim (musyrik) itu: “Rasakanlah olehmu siksaan yang kekal, kamu tidak diberi
balasan melainkan dengan apa yang telah kamu kerjakan.” (Qs. Yunus
52)
وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِينَ
كَفَرُوا عَلَى النَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا
وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَا فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ
تَسْتَكْبِرُونَ فِي الأرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُونَ (٢٠)
“Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): “Kamu telah menghabiskan rezkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; Maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik”. (Qs. Al-Ahqaaf 20)
اصْلَوْهَا فَاصْبِرُوا أَوْ لا
تَصْبِرُوا سَوَاءٌ عَلَيْكُمْ إِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (١٦)
“Masukklah kamu ke dalamnya (rasakanlah panas apinya); Maka baik kamu bersabar atau tidak, sama saja bagimu; kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.” (Qs. Ath-Thur 16)
Maka timbul pertanyaan, Siapakah yang sanggup bersabar di dalam neraka?
Penduduk Neraka dan Surga dapat saling melihat
Penduduk surga dan penduduk neraka bisa saling melihat. Dan ini merupakan adzab tersendiri bagi penduduk neraka. Bayangkanlah.. di dalam kobaran api, bisa melihat orang yang sedang berada di dalam kenikmatan yang luar biasa. Dan akhirnya, penduduk neraka meminta air kepada penduduk surga.
وَنَادَى أَصْحَابُ النَّارِ
أَصْحَابَ الْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ الْمَاءِ أَوْ مِمَّا
رَزَقَكُمُ اللَّهُ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى الْكَافِرِينَ (٥٠)
“Dan penghuni neraka menyeru penghuni syurga:
“Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah dirizkikan Allah
kepadamu”. mereka (penghuni surga) menjawab: “Sesungguhnya Allah telah
mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir.” (Qs. Al-A’raf 50)
Gagal minta air kepada penduduk surga, penduduk neraka pun minta air kepada Allah Subhaanahu wa Ta’alaa.
Gagal minta air kepada penduduk surga, penduduk neraka pun minta air kepada Allah Subhaanahu wa Ta’alaa.
وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا
بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا
(٢٩)
“Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (Qs. Al-Kahfi 29)
Penghuni neraka minta diringankan adzab
Penduduk neraka minta kepada Allah untuk diringankan adzab. Dan minta kepada para malaikat untuk mendo’akan mereka agar Allah mau meringankan adzab mereka
وَقَالَ الَّذِينَ فِي النَّارِ
لِخَزَنَةِ جَهَنَّمَ ادْعُوا رَبَّكُمْ يُخَفِّفْ عَنَّا يَوْمًا مِنَ الْعَذَابِ
(٤٩)قَالُوا أَوَ لَمْ تَكُ تَأْتِيكُمْ رُسُلُكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا بَلَى
قَالُوا فَادْعُوا وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلا فِي ضَلالٍ (٥٠)
“Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahannam: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari. Penjaga Jahannam berkata: “Dan apakah belum datang kepada kamu rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan?” mereka menjawab: “Benar, sudah datang”. penjaga-penjaga Jahannam berkata: “Berdoalah kamu”. dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka.” (Qs. Al-Mu’min 49-50)
Setelah penduduk neraka gagal minta diringankan adzabnya, mereka pun akhirnya minta dimatikan saja. Renungkanlah, banyak sekali manusia yang haus akan kehidupan dunia, banyak manusia tidak perduli akan kematian, banyak manusia yang ingin hidup selama-lamanya dengan kenikmatan dunia. Tapi di akhirat, kalau dia menjadi penduduk neraka, dia pun menginginkan kematian.
وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ
عَلَيْنَا رَبُّكَ قَالَ إِنَّكُمْ مَاكِثُونَ (٧٧)لَقَدْ جِئْنَاكُمْ بِالْحَقِّ
وَلَكِنَّ أَكْثَرَكُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ (٧٨)
“Mereka berseru: “Hai Malik(9) biarlah Tuhanmu membunuh kami saja”. Dia menjawab: “Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini). Sesungguhnya kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu.” (Qs. Az-Zukhruf 77-78)
Saudaraku.. Ini hanyalah segelintir peringatan Allah Subhaanahu wa Ta’alaa kepada kita. Namun, dengan yang segelintir ini, semoga mampu memberikan kita kesadaran bahwasanya kehidupan di dunia ini hanya sebentar. Apalah arti kesuksesan dunia, apabila akhirat kita menderita. Apalah makna kekayaan dan kekuasaan di dunia, kalau itu hanya akan mengantarkan kita ke neraka.
قُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ
الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya orang-orang yang
rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada
hari kiamat”. (Qs. Az-Zumar 15)
Manusia yang berkuasa di permukaan bumi, tidak akan mampu melewati kekuasaan Fir’aun. Manusia yang kaya di permukaan bumi, tidak akan mampu melewati kekayaan Qarun. Tapi lihatlah kekayaan dan kekuasaan mereka, kemanakah akhirnya mengantarkan mereka? Tidak lain dan tidak bukan hanya mengantarkan mereka kepada murka Allah Subhaanahu wa Ta’alaa.
Manusia yang berkuasa di permukaan bumi, tidak akan mampu melewati kekuasaan Fir’aun. Manusia yang kaya di permukaan bumi, tidak akan mampu melewati kekayaan Qarun. Tapi lihatlah kekayaan dan kekuasaan mereka, kemanakah akhirnya mengantarkan mereka? Tidak lain dan tidak bukan hanya mengantarkan mereka kepada murka Allah Subhaanahu wa Ta’alaa.